Sabtu, 13 November 2010

Muhdori Nursapaat

B1C 080506

Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Semester V / Karyawan

Latihan 1

Sila Anda pahami wacana berikut, selanjutnya coba ungkapkan dalam bahasa Indonesia

What is a Language?

A language is considered to be a system of communicating with other people using sounds, symbols and words in expressing a meaning, idea or thought. This language can be used in many forms, primarily through oral and written communications as well as using expressions through body language.

Human Languages

Primarily there is a distinction between one language and another; usually it may be through country boundaries, population culture, demographics and history. Each country through combinations of blending cultures, environment and other factors has evolved their own unique style of a language. Although Australia, United States and United Kingdom all speak English, they all possess different mannerisms, words used and accents. It also common that many dialects have formed over time in many different towns within the same country. For example in Italy many dialects from the south and vastly differ from the north.

Apa itu bahasa?

Bahasa adalah petimbangan untuk mengadukan sistem dalam komunikasi dengan orang lain menggunakan suara, simbol dan kata-kata dalam mengekspresikan sebuah arti, ide atau pemikiran. Bahasa ini dapat digunakan dalam banyak kondisi, dasar pemikiran ujian lisan dan komunikasi penulis sebaik menggunakan ekspresi pemikiran bahasa tubuh.

Bahasa manusia

Pada dasarnya ada perbedaan antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain, biasanya menembus perbatasan daerah, populasi budaya, demograpif, dan sejarah. Setiap negara telah mengkombinasikan dari perpaduan budaya, pemerintah, dan faktor lain telah mengembangkan gaya unik dari sebuah bahasa. Meskipun Australia, USA dan Inggris semuanya berbicara bahasa inggris, mereka semua memiliki perangai yang berbeda, menggunakan kata dan gaya bahasa, itu juga biasa bahwa banyak dialek telah berubah dari waktu ke waktu dalam banyak kota yang berbeda di negara yang sama. Contohnya di Itali banyak dialek dari selatan dan sangat banyak yang berbeda dari utara.

PRINSIP DALAM TINDAK TUTUR



Berkomunikasi tidak selamanya berkaitan dengan masalah yang bersifat tekstual, tetapi juga interpersonal sehingga perlu disikapi sebagai sebuah fenomena pragmatik. Apabila sebagai retorika tekstual, pragmatik membutuhkan prinsip kerja sama. Sebagai retorika interpersonal, pragmatik membutuhkan prinsip kesopanan (Wijana,1996:56).
Selanjutnya, apa yang dimaksud dengan prinsip keja sama dan sopan santun itu?
Penutur dalam bertindak tutur berusaha agar semua yang disampaikannya dapat dengan mudah dipahami dan tidak merugikan mitra tutur untuk mencapai tujuan. Tujuan tersebut meliputi: (1) menyampaikan informasi, (2) meminta informasi, (3) memerintah, (4) menolak, (5) mengekspresikan perasaan, (6) mengangkat, (7) meminta perhatian, (8) menyampaikan permintaan, (9) meminta penegasan, (10) menunjukkan rasa solidaritas, dan (11) mengungkapkan terima kasih kepada mitra tuturnya. Untuk itu, penutur harus menaati aturan-aturan yang ada dalam sebuah tuturan. Aturan-aturan yang ada dalam sebuah tuturan oleh Grice (dalam Leech, 1993) disebut sebagai prinsip kerja sama dan prinsip sopan santun.
Menurut Grice (dalam Leech, 1993) bahwa usahakan sumbangan informasi Anda sebatas yang diperlukan oleh mitra tutur Anda. Sumbangan informasi tersebut harus sesuai dengan konteks tempat terjadinya percakapan, tujuan percakapan, dan giliran percakapan yang terjadi. Pengejawantahan prinsip kerja sama tersebut dalam sebuah tuturan dijabarkan menjadi empat maksim tutur (conversational maxims).
Keempat macam maksim tuturan Grice tersebut adalah sebagai berikut.
1. Maksim Kualitas (The maxim of Quality)
Usahakan sumbangan informasi Anda benar.
(a) Jangan mengatakan sesuatu yang Anda yakini salah!
(b) Jangan mengatakan sesuatu yang tidak didukung oleh bukti-bukti yang kuat!
2. Maksim kuantitas (The maxim of Quality)
(a) Usahakan sumbangan informasi Anda sesuai dengan kebutuhan mitra tutur.
(b) Usahakan sumbangan informasi Anda tidak melebihi kebutuhan mitra tutur.
3. Maksim hubungan (The maxim of Relevance)
Usahakan sumbangan informasi Anda tidak relevan dengan topik pembicaraan.
4. Maksim Tata Cara (The maxim of manner)
Usahakan agar sumbangan informasi Anda itu mudah dimengerti, dalam arti:
(a) hindari ketidakjelasan/keterbelit-belitan,
(b) hindari ambiguitas (makna mendua),
(c) harus singkat, dan
(d) harus teratur.
Di samping prinsip kerja sama, prinsip sopan santun juga harus diperhatikan dalam sebuah percakapan. Penggunaan prinsip sopan santun dimaksudkan agar dalam sebuah percakapan tidak ada yang saling dirugikan. Kedua belah pihak saling menghormati satu sama lain. Penggunaan prinsip sopan santur juga dimaksudkan untuk mempertimbangkan makna sebuah tuturan atau sebuah percakapan.
Perwujudan prinsip sopan santun dalam sebuah percakapan dijabarkan menjadi enam maksim (Leech, 1993:206-207), yaitu:
1. Maksim kearifan (Tact maxim) (dalam ilokusi impositif dan komisif)
a. Buatlah kerugian orang lain sekecil mungkin!
b. Buatlah keuntungan orang lain sebesar mungkin!
2. Maksim Kedermawanan (Generosity maxim) (dalam ilokusi impositif dan komisif)
a. Buatlah keuntungan diri sendiri sekecil mungkin!
b. Buatlah kerugian diri sendiri sebesar mungkin!
3. Maksim Pujian (Approbation maxim) (dalam ilokusi-ilokusi ekspresi dan asertif)
a. Kecamlah orang lain sedikit mungkin!
b. Pujilah orang lain sebanyak mungkin!
4. Maksim Kerendahan Hati (Modesty maxim) (dalam ilokusi ekspresif dan asertif)
a. Pujilah diri sendiri sesedikit mungkin!
b. Kecamlah diri sendiri sebanyak mungkin!
5. Maksim Kesepakatan (Agreement maxim) (dalam ilokusi asertif)
a. Usahakan agar ketidaksepakatan antara diri dan orang lain terjadi sesedikit mungkin
b. Usahakan agar kesepakatan antara diri dengan orang lain terjadi sebanyak mungkin
6. Maksim Simpati (Simpathy maxim) ) (dalam ilokusi asertif)
a. Kurangilah rasa antipati antara diri dengan orang lain hingga sekecil mungkin
b. Tingkatkan rasa simpati sebanyak-banyaknya antara diri dan orang lain
Penggunaan maksim tutur di atas penting dalam sebuah percakapan agar tujuan penutur melakukan komunikasi atau percakapan dengan mitra tutur, yaitu untuk (1) menyampaikan informasi, (2) meminta informasi, (3) memerintah, (4) menolak, (5) mengekspresikan, (6) menyangkal, (7) meminta perhatian, (8) menyampaikan permintaan, (9) meminta penegasan, (10) menunjukkan rasa solidaritas, dan (11) mengucapkan terima kasih, dapat lebih efektif dan efisien, rasional, dan terjadi kerja sama. Untuk itu, penutur dan mitra tutur dituntut untuk berbicara dengan sungguh-sungguh, benar, cukup, relevan, dan jelas pada saat memberikan informasi.

Sabtu, 06 November 2010

MACAM-MACAM MAJAS (GAYA BAHASA)

1. Klimaks

Adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin lama

semakin meningkat.

Contoh : Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman

harapan.

2. Antiklimaks

Adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin lma semakin

menurun.

Contoh : Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal

namanya

3. Paralelisme

Adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada barisatau kalimat.

Contoh : Jika kamu minta, aku akan datang

4. Antitesis

Adalah gaya bahasa yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan maknanya.

Contoh : Kaya miskin, tua muda, besar kecil, smuanya mempunyai kewajiban terhadap

keamanan bangsa.
Reptisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting
untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai

5. Epizeuksis

Adalah repetisi yang bersifat langsung, artinya kata yang dipentingkan diulang beberapa

kali berturut-turut.

Contoh : Kita harus bekerja, bekerja, dan bekerja untuk mengajar semua ketinggalan kita.

6. Tautotes

Ada;aj repetisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah konstruksi.

Contoh : kau menunding aku, aku menunding kau, kau dan aku menjadi seteru

7. Anafora

Adalah repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap garis.

Contoh : Apatah tak bersalin rupa, apatah boga sepanjang masa

8.Epistrofora

Adalah repetisi yang berwujud perulangan kata atau frasa pada akhir kalimat berurutan

Contoh : Bumi yang kau diami, laut yang kaulayari adalah puisi,

Udara yang kau hirupi, ari yang kau teguki adalah puisi

9. Simploke

Adalah repetisi pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut.

Contoh : Kau bilang aku ini egois, aku bilang terserah aku. Kau bilang aku ini judes, aku

bilang terserah aku.

10.Mesodiplosis

Adalah repetisi di tengah-tengah baris-baris atau beberapa kalimat berurutan.

Contoh : Para pembesar jangan mencuri bensin. Para gadis jangan mencari perawannya

sendiri.

11.Epanalepsis

Adalah pengulangan yang berwujud kata terakhir dari baris, klausa atau kalimat, mengulang
kata pertama.
Contoh : Kita gunakan pikiran dan perasaan kita.

33.Paradoks

Adalah gaya bahasa yang mengemukakan hal yang seolah-olah bertentangan, namun

sebenarnya tidak karena objek yang dikemukakan berbeda.

Contoh : Dia besar tetapi nyalinya kecil.

34.Oksimoron

adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang
berlawanan dalam frasa yang sama.
Contoh : Keramah-tamahan yang bengis

35.Asosiasi atau Simile

Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan

keadaan yang dilukiskannya.

Contoh : Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam

36.Metafora

Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda tertentu dengan benda lain yang

mempunyai sifat sama.

Contoh : Jantung hatinya hilang tiada berita

37.Alegori

adalah gaya bahasa yang membandingkan kehidupan manusia dengan alam.

Contoh : Iman adalah kemudi dalam mengarungi zaman.

38.Parabel

Adalah gaya bahasa parabel yang terkandung dalam seluruh karangan dengan secara halustersimpul dalam karangan itu pedoman hidup, falsafah hidup yang harus ditimba di dalamnya.

Contoh : Cerita Ramayana melukiskan maksud bahwa yang benar tetap benar

39.Personifikasi

Adalah gaya bahasa yang mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup.

Contoh : Hujan itu menari-nari di atas genting

40.Alusi

Adalah gaya bahasa yang menghubungkan sesuatu dengan orang, tempat atau peristiwa.

Contoh : Pkartini kecil itu turut memperjuangkan haknya

41.Eponim

Adalah gaya dimana seseorang namanya begitu sering dihubungakan dengan sifat tertentu,sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan suatu sifat tertentu sehingga nama itu dipakaiuntuk menyatakan sifat itu.

Contoh : Hellen dari Troya untuk menyatakan kecantikan.

42.Epitet

Adalah gaya bahasa yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seseorang atau

sesuatu hal.

Contoh : Lonceng pagi untuk ayam jantan.

43.Sinekdoke

-Pars Pro Tato

Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagianhal untuk menyatakan keseluruhan.

Contoh : Saya belum melihat batang hidungnya

-Totem Pro Parte

Adalah gaya bahasa yang menyebutkan seluruh hal untuk menyatakan sebagian. Contoh

: Thailand memboyong piala kemerdekaan setelah menggulung PSSi Harimau

44.Metonimia

Adalah gaya bahasa yang menggunakan nama ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang

sebagai pengganti nama diri. Contoh : Ia menggunakan Jupiter jika pergi ke sekolah

45.Antonomasia

Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang

sebagai pengganti nama diri. Contoh : Yang Mulia tak dapat menghadiri pertemuan ini.

46.Hipalase

Adalah gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan.Contoh : ia masih menuntut almarhum maskawin dari Kiki puterinya (maksudnya menuntutmaskawin dari almarhum)

47.Ironi

Adalah gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan.

Contoh : Manis sekali kopi ini, gula mahal ya?

48.Sinisme

adalah gaya bahasa sindiran yang lebih kasar dari ironi atau sindiran tajam

Contoh : Harum bener baumu pagi ini

49.Sarkasme

Adalah gaya bahasa yang paling kasar, bahkan kadang-kadang merupakan kutukan.

Contoh : Mampuspun aku tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli, diberi nasihat masuk

ketelinga

50.Satire

Adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu.

Contoh : Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya!

51.Inuendo

Adalah gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.

Contoh : Ia menjadi kaya raya karena mengadakan kemoersialisasi jabatannya

52.Antifrasis

Adalah gaya bahsa ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna sebaliknya,yang bisa saja dianggap sebagai ironi sendiri, atau kata-kata yang dipakai untuk menangkalkejahatan, roh jahat, dan sebagainya.

Contoh : Engkau memang orang yang mulia dan terhormat

53.Pun atau Paronomasia

Adalah kiasan dengan menggunakan kemiripan bunyi.

Contoh : Tanggal satu gigi saya tinggal satu

54.Simbolik

Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain

sebagai simbol atau perlambang.

Contoh : Keduanya hanya cinta monyet.

55.Tropen

Adalah gaya bahasa yang menggunakan kiasan dengan kata atau istilah lain terhadap

pekerjaan yang dilakukan seseorang.

Contoh : Untuk menghilangkan keruwetan pikirannya, ia menyelam diri di antara botol

minuman.

56.Alusio

Adalah gaya bahasa yang menggunakan pribahasa atau ungkapan.

Contoh : Apakah peristiwa Turang Jaya itu akan terulang lagi?

57.Interupsi

adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di

dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat.

Contoh : Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.

58.Eksklmasio

Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi.

Contoh : Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.

59.Enumerasio

Adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap

peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas.

Contoh : Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayanmeluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya.Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yangharomonis. Itulah keindahan sejati.

60.Kontradiksio Interminis

Adalah gaya bahasa yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telah
dikemukakan sebelumnya.
Contoh : semuanya telah diundang, kecuali Sinta.

61.Anakronisme

Adalah gaya bahasa yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian uraian dalam karya sastra

dalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu.

Contoh : dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (saat itu jam

belum ada)

62.Okupasi

Adalah gaya bahasa yang menyatakan bantahan atau keberatan terhadap sesuatu yang oleh

orang banyak dianggap benar.
Contoh : Minuman keras dapat merusak dapat merusak jaringan sistem syaraf, tetapi banyak
anak yang mengkonsumsinya.

63.Resentia

Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu yang tidak mengatakan tegas pada bagian

tertentu dari kalimat yang dihilangkan.

Contoh : “Apakah ibu mau….?